Sabtu, 31 Agustus 2019

LAWANG SEWU

Lawang Sewu atau Pintu Seribu adalah sebuah gedung bersejarah yang berada di Kota Semarang, Jawa Tengah. Konon, gedung peninggalan Belanda ini menyimpan banyak sekali kisah misteri yang bikin bulu kuduk merinding. 
Asal-usul
Pemerintahan Belanda banyak mewarisi gedung-gedung bersejarah yang masih tetap berdiri kokoh hingga sekarang, dan salah satunya adalah Lawang Sewu. Kisah gedung ini tak terlepas dari sejarah industri kereta api di Indonesia karena menjadi kantor pusat dari Het Hoofdkantoor Van de Nederlandsch – Indische Spoorweg Maatscappij (NIS).
NIS sendiri adalah perusahaan kereta api swasta di masa pemerintahan Hindia Belanda yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia dan menghubungkan Semarang dengan “Vorstenlanden” (Surakarta dan Yogyakarta), dengan jalur pertamanya, jalur Semarang Temanggung 1867.
Pembangunan Lawang Sewu melibatkan dua arsitek asal Belanda yaitu Prof. Jacob F. Klinkhamer dan Bj. Queendag dengan memakan waktu dari tahun 1904 hingga 1907.
Gedung tua ini juga jadi saksi bisu dari pertempuran sengit antara Angkatan Pemuda Kereta Api (AMKA) melawan penjajah Jepang demi mengambil alih jalur kereta api. Setidaknya, belasan pejuang Indonesia gugur dalam pertempuran ini dan dimakamkan tepat di halaman gedung.
Penduduk Semarang lalu menyebut gedung ini dengan nama Lawang Sewu karena terdapat banyak sekali pintu. Sebenarnya jumlah pintunya hanya sekitar 342 saja, tapi karena sangat banyak akhirnya masyarakat setempat menyebut Lawang Sewu atau Pintu Seribu.

Cerita Seram Lawang Sewu
Kamis Mistis: Kisah-Kisah Menyeramkan Tentang Keangkeran Lawang Sewu
Sebagai gedung tua peninggalan Belanda, tak heran banyak cerita-cerita seram seputar Lawang Sewu. Cerita seram Lawang Sewu pun tak cuma populer di wilayah Semarang saja, penduduk luar daerah tak jarang secara sengaja datang atau berwisata ke Lawang Sewu untuk merasakan keangkerannya.
Konon, setiap wilayah di gedung Lawang Sewu terdapat makhluk halus berbagai macam, mulai dari Kuntilanak, Gondoruwo, Arwah Tentara, hingga Nonik Belanda.
Salah satu ruangan yang dikenal paling angker adalah sebuah lorong yang berada di bawah gedung. Di masa pemerintahan Belanda, lorong bawah tanah itu difungsikan sebagai aliran air yang dapat menyejukkan suasana Lawang Sewu.
Namun saat Jepang menduduki wilayah Indonesia, mereka menggunakan lorong tersebut sebagai penjara. Lorong yang hanya setinggi 0,5 meter tersebut, membuat para tahanan hanya bisa jongkok sambil menahan dingin dari air yang mengalir. Banyak tahanan yang akhirnya tewas akibat tak kuat menahan penderitaan selama dalam penjara jongkok.

Suara Misterius di Sumur Tua
Di halaman gedung Lawang Sewu terdapat sebuah sumur tua yang setiap harinya tidak pernah dibuka karena selalu dikunci. Menurut kabar yang beredar, ketika di malam hari dan suasana sepi, Kamu bisa mendengar suara-suara jeritan dan kesakitan dari tentara Belanda.
Sejarahnya, sumur tersebut dipakai oleh tentara Jepang saat menduduki Indonesia untuk membantai tentara Belanda. Tak aneh, arwah yang mati tragis itu acap kali bergentayangan dan meronta-ronta di saat malam hari.

Penampakan Noni Belanda
Selain tentara Belanda dan Jepang, penampakan lain yang kerap muncul adalah Noni Belanda. Konon kemunculan Noni Belanda sering dibarengi oleh jeritan misterius. Menurut kabar yang beredar, jeritan itu berasal dari Noni Belanda yang ketakutan ketika tentara Jepang membantai tentara Belanda secara kejam.
Namun Noni Belanda ini tidak akan mengganggu orang-orang jika tak nekat masuk ke daerah-daerah terlarang gedung tersebut.